Terima Rp1,25 M dari Mafia Tanah Kas Desa, Lurah Caturtunggal Dituntut 8 Tahun Penjara
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sidang mafia tanah kas desa dengan terdakwa Lurah non-aktif Caturtunggal, Agus Santoso dituntut jaksa penuntut umum (JPU) dengan hukuman delapan tahun penjara, Selasa (21/11/2023).
Selain hukuman penjara, JPU juga menuntut Agus dengan denda Rp300 juta dan perampasan harta sebanyak Rp1,25 miliar.
Advertisement
"Tuntutan itu berdasarkan fakta persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jogja. Di mana perampasan harta kekayaan didasarkan pada penerimaan uang yang dilakukan Agus dari mafia tanah kas desa Robinson Saalino," kata JPU Toni Wibisono, Selasa (21/11/2023).
Toni membeberkan bahwa Agus mendapat uang dari Robinson secara tunai dari 2021 hingga 2023 ini. “Terdakwa terbukti dari saksi yang dihadirkan dalam persidangan menerima uang secara tunai dari Robinson,” katanya usai persidangan.
Menurut Toni, Agus menerima uang tunai itu melalui berbagai perantara, termasuk lewat staf PT. Deztama Putri Sentosa dan staf Kalurahan Caturtunggal. “Perantaranya dari staf kalurahan dan staf PT. Deztama Putri Sentosa. Jadi terdakwa tidak menerima secara langsung tapi dari perantara. Sumber uang dari Robinson,” ungkapnya.
Diungkap Saat Persidangan
Sementara itu, JPU Nila Maharani menjelaskan penerimaan uang itu terungkap selama persidangan. “Terungkapnya dalam persidangan, memang dalam penyelidikan penyidikan, dan dakwaan kami tidak menemukan penerimaan uang itu. Terungkap oleh saksi dalam persidangan,” jelasnya di Pengadilan Tipikor Jogja.
Penerimaan uang suap itu, lanjut Nila, menyebabkan Agus membiarkan pelanggaran pemanfaatan tanah kas desa di Caturtunggal oleh Robinson. “Karena dapat uang tunai secara bertahap dari berbagai perantara itu maka terdakwa membiarkan pelanggaran tanah kas desa yang ada,” terangnya.
BACA JUGA: Kejati DIY Segera Umumkan Tersangka Baru Mafia Tanah Kas Desa Candibinangun
Selain kesaksian para perantara yang menyalurkan uang ke Lurah non-aktif Caturtunggal itu, jelas Nila, bukti lainya adalah percakapan dalam ponsel. “Ada bukti tambahan percakapan di ponsel terkait penerimaan uang tersebut,” tegasnya.
Fakta penerimaan uang sebanyak Rp1,25 miliar itu, lanjut Nila, menguatkan tindakan korupsi yang dilakukan Agus. "Selanjutnya sidang mendengarkan tanggapan terdakwa atas tuntutan ini," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Puncak Arus Mudik Liburan Natal Diprediksi Terjadi pada 24 Desember
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KPU Bantul Pastikan Pemilih Tidak Memenuhi Syarat Telah Dicoret dari DPT
- KPU Sleman Memprediksi Pemungutan dan Perhitungan Suara di TPS Rampung Maksimal Jam 5 Sore
- Indeks Masih Jomplang, Penguatan Literasi Keuangan Sasar Mahasiswa UGM
- Undangan Memilih Pilkada Gunungkidul Didistribusikan ke 612.421 Warga
- Satu-satunya yang Gelar Kampanye Akbar, Heroe-Pena Gandeng 15.000 Kawula Muda
Advertisement
Advertisement